Gedung Sekolah

Gedung Sekolah SMAN 1 Petak Malai Tahun 2014

Gedung Sekolah

Gedung Sekolah SMAN 1 Petak Malai Foto di Ambil tahun 2018

Kegiatan MPLS

Penyampaian Materi Saat MPLS peserta didik baru tahun 2018

Praktik Menganyam

Kegiatan Praktik Menganyam Tikar Menggunakan Bahan Daun Pandan Duri

Monitoring

Foto Bersama Bapak Sidie, Pengawas SMA Provinsi Kalimantan Tengah

Senin, 29 April 2019

Tampil Perdana Bawakan Tari Catur Paramita

Tumbang Baraoi – Waktu persiapan yang mepet tidak melunturkan semangat putra-putri SMAN 1 Petak malai untuk tampil di perayaan Safari Nyepi 4 April 2019 lalu. Dengan percaya diri, para penari yakni Putri, Sinta, Desti, Remita dan Astedi menunjukan rangkaian koreo mereka di hadapan ratusan penonton yang merupakan tamu undangan dan masyarakat  Hindu Kaharingan Kecamatan Petak Malai yang memadati Balai Basarah Kanderang Tingang. 

Sman 1 Petak Malai Katingan

Penampilan yang apik ini tentu juga tidak lepas dari kepiawaian para pemain musik penggiringnya yakni, Jeri, Rizki, Yandi, dan Yongki yang tampak kompak mengenakan kaos relawan Taman Baca Baraoi.

Tari yang diberi nama Catur Paramita ini adalah hasil buah pikir Ibu Yerie, guru SMA yang sebenarnya mengampu mapel Bahasa Indonesia namun sangat akrab dengan dunia seni dan budaya.

Kendati terbilang sukses sesungguhnya proses menciptakan tarian ini tidaklah mudah. Musik penggiring, properti dan kostum adalah tiga tantangan terberat yang musti dihadapinya.
Tari tradisional
Tim Tari Catur Paramita

“Kendalanya ada di musik penggiring karena alat musik yang terbatas, properti tari serta pakaian atau kostum karena kami belum punya baju tari”, jelas beliau saat ditanya di meja kerjanya.

Bagaimana tidak, untuk dapat menemukan instrumen musik yang tepat, beliau terpaksa harus memutar otak  dan bekerja keras. Beberapa alat musik akhirnya didapat dengan meminjamnya, sebagian lagi memanfaatkan barang bekas yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian.

Senasib dengan instrumen musik penggiring, properti pun terbilang sangat minim. Hanya menggunakan Mandau dan tameng atau perisai yang juga hasil pinjaman. Sedangkan kostum akhirnya tercipta dengan mengkreasikan bahan yang tersedia.

Keluar dari lika-liku proses lahirnya, Tarian Catur Paramita sesungguhnya memiliki makna yang mendalam. Tarian ini mencerminkan landasan atau pedoman untuk melaksanakan ajaran susila atau etika dalam agama Hindu. Gerakan-gerakan yang dibawakan oleh penari adalah isyarat senang bergaul, bisa menempatkan diri di masyarakat, ramah tamah, perilaku yang baik dan kasih sayang sesama makhluk. Adapun pesan yang ingin di sampaikan adalah Kita sesama ciptaan makhluk ciptaan Tuhan hendaknya dapat hidup berdampingan, serasi, selaras, harmonis dan damai.