Tumbang Baraoi – Kehidupan remaja tidak selalu identik dengan hura-hura dan kenakalan. Sebaliknya dengan komitmen yang kuat dan berpegang teguh pada prinsip yang benar usia remaja justru bisa diisi dengan hal-hal positif yang tidak hanya membanggakan diri sendiri dan orang tua tetapi juga dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan lingkungan.
 |
Alprianto |
Setidaknya hal itulah yang coba dibuktikan Rizki dan Alprianto, dua siswa SMAN 1 Petak Malai yang berhasil menorehkan sejumlah prestasi ditengah segala keterbatasan dan kepungan gaya hidup hedonis yang semakin masif mempengaruhi kaula muda.
Terlahir dari keluarga sederhana tidak membuat Rizki patah semangat. Kecintaanya terhadap olahraga lari membuatnya mantap untuk memperdalam salah satu cabang atletik tersebut hingga sekarang. Tidak sia-sia, berkat usaha, ketekunan dan kerja kerasnya pemilik nama lengkap Rizki Timotius ini berhasil mengharumkan nama Kecamatan Petak Malai di Pekan Olahraga tingkat kabupaten dengan meraih Juara I di cabang lari jarak menengah tahun 2015 lalu.
Remaja kelahiran Tumbang Baraoi, 06 November 2003 ini, mengaku sangat beruntung bisa menjadi juara karena saat itu ia mengikuti perlombaan tanpa persiapan khusus. Nganga panggilan akrab pemuda ini menuturkan, selain belajar teknik lari secara otodidak ia hanya berlatih fisik seminggu sekali, itupun kalau ada waktu luang.
“Lari adalah hobi saya. Saya berlatih sendiri dengan membaca buku teknik dasar lari dan mempraktekannya saat waktu luang”, ujarnya.
Minimnya persiapan dan tidak adanya pelatih khusus tak disangkal menjadi salah satu alasan pengagum Muhammad Johri, Husein dan Eko ini tidak bisa berbuat banyak ditingkat provinsi. Meski sedikit kecewa, Ia mengaku maklum karena ini adalah kali pertama mengikuti lomba tersebut.
Diakuinya salah satu tantangan terberat yang ia hadapi dalam menekuni hobinya ini adalah bagaimana dapat berlari dengan cepat. Disinilah sesungguhnya peranan pelatih. Pelatih dapat membimbing dan mengajarkan beragam teknik sehingga seorang atlet dapat mencapai potensinya secara maksimal salah satunya adalah kecepatan. Tanpa ada pelatih khusus, soerang pelari mungkin tidak akan memahami teknik agar mendapatkan kecepatan maksimal dalam berlari, padahal kecepatan dalam lari sangat ditentukan oleh teknik.
Lebih lanjut penyuka warna ungu ini juga berbagi tips kepada pelajar lain khususnya yang memiliki minat dan hobi yang sama di bidang olahraga lari untuk terus berlatih dengan sungguh-sungguh. Karena menurutnya sebuah prestasi bukanlah sebuah hadiah, melainkan buah dari ketekunan dan kerja keras.
Senada dengan Rizki, Jawa panggilan akrab Alprianto siswa yang saat ini juga duduk di kelas X SMAN 1 Petak Malai juga sependapat bahwa prestasi bukanlah sesuatu yang dapat diperoleh secara instan, melainkan melalui proses panjang dan totalitas.
Seperti halnya siswa-siswi berprestasi lainnya, Alprianto juga pernah merasakan beragam atmosfir perlombaan khususnya dibidang Seni dan Keagaman di antaranya Kandayu, Tandak, dan Karungut.
Juara bukanlah satu-satunya tujuan mengikuti perlombaan. Sebab dalam setiap lomba kalah dan menang adalah hal yang wajar. Namun, apapun hasilnya selalu ada pelajaran yang bisa dipetik. Oleh karena itu meski dari seluruh lomba yang Ia ikuti tersebut tidak semuanya bisa meraih juara, baginya itu sangat berharga karena telah memberikan banyak pengalaman berarti dalam kehidupan.
Lomba Karungut pada pergelaran Festival Budaya Kabupaten Katingan Agustus 2019 lalu, misalnya Jawa harus pulang dengan tangan hampa dan sedikit perasaan kecewa. Namun, walaupun demikian anak pertama dari tiga bersaudara ini tidak berputus asa, Ia lebih memilih ikhlas dan menganggapnya sebagai sebuah pelajaran dan pelecut semangat agar lebih giat berlatih.
“Memang ada rasa sedih, tapi saya jadikan itu semua sebagai pelajaran agar lebih giat berlatih”, tutur pemuda yang juga menyenangi olah raga Voli, Sepak Bola dan Lari ini.
Dalam mewujudkan impiannya, pengagum Alm Saer Sua dan Bapak Yerson H.B. Suling ini juga terinspirasi dari dua sosok yakni Bapak Luhung, dan Ibu Yerie, S.Pd. Bapak Luhung adalah mantan Kades Desa Tumbang Baraoi, sedangkan Ibu Yerie, S.Pd adalah guru sekaligus pelaku dan penikmat seni. Meski punya latar belakang yang berbeda keduanya juga telah dikenal memiliki segudang prestasi khususnya dibidang seni.
Berikut adalah tips mewujudkan impian ala Alprianto :
- Berpikir positif dan percaya diri
- Jangan takut tampil beda
- Kerja keras dan fokus
- Sabar dan pantang menyerah
- Jangan sungkan mencoba hal-hal baru selama itu positif
- Belajar kapanpun dan dimanapun
- Ringan tangan terhadap teman yang membutuhkan bantuan
- Jangan sombong
- Jujur
- Nikmati setiap prosesnya
BIODATA RIZKI TIMOTIUS
Nama |
Rizki Timotius |
Panggilan |
Nganga |
Tempat Tanggal Lahir |
Tumbang Baraoi, 06 November 2003 |
Anak Ke |
7 (dari 7 bersaudara) |
Hobi |
Olahraga lari |
Makanan favorit |
Bakso |
Warna favorit |
Ungu |
Prestasi |
1. Juara lari tingkat kecamatan Petak Malai
2. Juara Lari Tingkat Kabupaten
Katingan |
BIODATA ALPRIANTO
Nama |
Alprianto |
Panggilan |
Jawa |
Tempat Tanggal Lahir |
Tumbang Mangara, 07 April 2003 |
Anak Ke |
1 (dari 3 bersaudara) |
Hobi |
Voli, Sepak Bola, Lari dan Ngarungut |
Makanan favorit |
Bakso |
Warna favorit |
Kuning, Hitam, Hijau |
Prestasi |
Tingkat Kecamatan
1. Juara kandayu Beregu
2. Nandak
Tingkat Kabupaten
1. Kandayu beregu
2. Ngarungut |
Liputan : Desti Rafika Sari dan Putri Patisapitri (Siswi Kelas X SMAN 1 Petak Malai)
Program : Ekstrakurikuler Jurnalis Sekolah