Sman1petakmalai.net- Festival Kreativitas Budaya Anak Tabela 2022 baru saja usai beberapa waktu lalu. Kegiatan yang digelar selama tiga hari 4-6 Oktober 2022 di Sport Center Kereng Humbang Kasongan tersebut memperlombakan 4 cabang antara lain Seni lukis ornamen, Mangaruhi, Egrang dan Mandare atau manjawet amak purun.
Bekerjasama dengan pihak Kecamatan, SMAN 1 Petak Malai mengutus 11 perwakilan peserta dengan didampingi 4 pendamping yang akan menjadi pengarah masing-masing tim untuk setiap lomba yang akan diikuti.
Ke empat pendamping tersebut yang pertama adalah Delima Sinaga, S.Pd pendamping lomba mangaruhi dengan tim peserta yang terdiri atas dua orang putra yakni Yoshua Darma Putra, Kardi, dan dua orang putri atas nama Elisa dan Junita Friskila. Harke, S.Pd pendamping lomba lukis ornamen yang diwakili oleh siswa atas nama Sandi. Kemudian Tari Budiarti, S.Pd sebagai pendamping lomba mandare amak purun dengan dua siswi sebagai peserta atas nama Nopa dan Nanda Putri Jelita. Terkhir untuk peserta lomba egrang yang terdiri atas dua siswa dan dua siswi atas nama Jodi, Dedi, Mirae dan Tantia di dampingi oleh Muhammad Jumani, S. Pd.
Karena tanpa pengalaman bertanding sebelumnya dan persiapan yang hanya kurang lebih dua hari, partisipasi kali ini tim tidak menargetkan apa-apa selain memberikan pengalaman dan menambah wawasan bagi peserta didik terutama untuk anak-anak yang saat ini masih duduk di kelas X dan XI mengingat rencananya kegiatan FKBAT 2022 akan diagendakan sebagai even tahunan.
Walaupun demikian semua tim tetap berusaha memberikan yang terbaik pada setiap lomba yang dipertandingkan. Mangaruhi atau lomba menangkap ikan dengan tangan kosong misalnya, meski kalah tetap memiliki poin dengan menangkap 5 ekor ikan gabus dan 1 ekor lele. Begitupula dengan cabang lomba lain seperti lomba melukis ornamen dan mandare.
Hasil tidak terduga muncul dicabang Egrang yang ternyata berhasil mendapatkan predikat juara 3. Berbekal kemampuan yang didapat saat masa bermain ketika anak-anak, ke empat peserta berhasil menyelesaikan lomba egrang estafet dengan total jarak 200 meter. Meskipun demikian, catatan waktu yang didapat masih sangat jauh dari yang diharapkan. Hal ini dikarenakan kondisi lintasan yang relatif becek karena guyuran hujan dan teknis pertandingan yang menyatakan peserta akan terkena diskualifikasi jika jatuh. Sehingga hampir seluruh peserta memilih bermain aman dalam menyelesaikan lomba dan terbukti dari 8 tim hanya tiga yang berhasil melewatinya.
Mudahan-mudahan pengalaman dan wawasan baru ini dapat memicu semangat para peserta didik khususnya peserta lomba untuk terus mengasah bakat dan kemampuannya untuk bersaing dalam hal-hal positif dan menjadi agen perubahan bagi daerah khususnya dan bangsa pada umumnya.
0 komentar:
Posting Komentar