Tumbang Baraoi, SMAN 1 Petak Malai - Salah satu delta sungai yang ada di hulu aliran Sungai Samba, Desa Tumbang Baraoi, Kecamatan Petak Malai, Katingan, Kalimantan Tengah kembali di rusak oleh orang tidak bertanggung jawab yang di duga adalah para penambang emas liar dari luar daerah.
Pulau Rangan Nyamuk adalah sebuah delta yang memiliki panjang keliling pulau sekitar 700 meter. menurut Kepala Desa Tumbang Baraoi, Agiansyah secara administratif pulau atau rangan ini masih masuk kedalam wilayahnya dan merupakan salah satu area yang berada di dekat perbatasan dengan wilayah desa tetangga yaitu Tumbang Jala.
Meski terbilang sangat kecil Pulau Rangan Nyamuk cukup istimewa, selain menjadi salah satu titik atau spot memancing, delta ini juga memiliki daratan yang sudah memiliki vegetasi berupa pepohonan yang berukuran relatif besar dan rindang seperti dari genus Ficus, Syzigum, Lepisanthes, Aglaia, dan beberapa jenis pohon lainnya yang tumbuh secara alami.
Karena potensinya ini pada tahun 2021 Muhammad Jumani, Guru sekolah menengah di daerah ini sekaligus pendiri Yayasan Baraoi Mutiara Borneo (Bambo Foundation) mendatangi dan meminta izin kepada Kepala Desa, Agianysah untuk mengola dan menggunakan pulau ini untuk kegiatan lingkungan dan edukasi.
Setelah mendapatkan izin, sejak tahun 2022 pulau ini sering digunakan untuk kegiatan edukasi lingkungan dengan mengajak siswa sekolah untuk melakukan aktivitas seperti berkemah, penanam benih pohon buah lokal, seperti durian, rambutan, durian merah, kapul/ tampui, cempedak, dan berbagai jenis pohon dan tanaman buah yang lain.
Tidak hanya itu, pulau kecil ini juga menjadi tujuan atau tempat praktik bagi peserta didik sekolah menengah khususnya untuk mata pelajaran Biologi, keaneragaman hayati seperti pengamatan dan identifikasi jamur oleh peserta didik kelas X.
Mirisnya pada tahun 2024 Pulau Rangan Nyamuk ini ditambang oleh para penambang emas liar dan melenyapkan lebih dari separuh daratannya. Tentu saja dengan hilangnya separuh luasan daratan pulau ini, maka upaya penanaman pohon khususnya di bagian utara yang memang vegetasinya lebih jarang juga sia-sia. Ironisnya, awal bulan Juli 2025 ini upaya perusakan pulau kembali terjadi. Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, semua vegetasi pohon di area camping atau di sekitar pondok istirahat telah rata dengan tanah. Dugaan sementara pembabatan pohon-pohon ini adalah langkah awal yang dilakukan oleh oknum penambang untuk menambang pulau ini.
Salah satu pohon besar di pulau Rangan Nyamuk yang kini hanya tinggal sejarah |
Untuk sementara ini belum diketahui siapa atau oknum mana yang melakukan tindakan tidak bertanggung jawab ini, dan apakah ini ulah pelaku yang sama dengan penambang sebelumnya. Namun demikian di lokasi telah di pasang papan larangan untuk tidak menambang. Hanya saja yang sangat di sayangkan meski sisa pulau ini selamat vegetasi pohonnya telah gundul dan sangat rawan tergerus arus air saat banjir dan tentunya perlu upaya bertahun-tahun untuk memulihkan atau menumbuhkan kembali vegetasi ini.
0 komentar:
Posting Komentar